Lalu beberapa saat kemudian ia dengan nafasnya yang tersengal-sengal memisahkan diri dari diriku. Ia bisa dengan leluasa menggoyangkan tubuhnya dengan cepat dan semakin kasar.Pada saat itu tanpa terasa, Maki telah duduk mengangkang di depanku. Bokep indo Kemudian memperkenalkan diriku dengan mereka. Namun demikian mata mereka tak pernah lepas menatap belahan payudaraku yang kini tidak tertutup apa-apa lagi.Aku kini hanya berdiri menunggu, dan tanpa diminta Dino melangkah mendekatiku. Nafasku yang tinggal satu-satu bercampur dengan bunyi nafasnya yang berat. Sementara Bram tak pernah memberiku kesempatan yang cukup untuk bernafas. Dengan sprei yang sudah acak-acakan. Padahal aku sudah kewalahan dan telah sangat basah kuyup.“Paakk…, aakkhh…!”, aku mengerang keras, kakinya menjepit kepala Pak Hr melampiaskan derita birahiku, kujambak rambut Pak Hr keras-keras. Dan ketika klimaks itu sampai, aku tak peduli lagi…, aku memekik keras sambil menjambak rambutnya. Pak Hr berjalan mendekatiku, tangannya meraih kunciran rambutku dan menariknya hingga ikatannya lepas dan rambutku bebas tergerai sampai ke punggung.“Kau Cantik sekali Winda…”, gumam pak Hr mengagumi kecantikanku.Aku hanya tersenyum tersipu-sipu mendengar pujian itu.Dengan lembut Pak Hr mendorong tubuhku sampai terduduk di pinggir kasur.
