Menawan. Aku tak ingin ada setetes pun yang terbuang. Bokep indo Dan bila kami terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius, ia tidak menyadari roknya yang agak tersingkap. Mbak Lia menggelinjang dan kembali mengangkat pinggulnya. Telapak tangannya mengusap pipiku beberapa kali, kemudian berpindah ke rambutku, dan sedikit menekan kepalaku biar menunduk ke arah kakinya.“Ingin tahu warnanya?” Aku mengangguk tak berdaya.“Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Dan tak sengaja, kembali mataku terpesona melihat bab dalam kanannya. Karena harus bernafas, saya tak memiliki pilihan kecuali menghirup udara dari celah bibir kewanitaannya. Terpana mendengar perintahnya.“Kau tidak ingin memeriksanya, Jhony?” tanya Mbak Lia sambil sedikit merenggangkan kedua lututnya.Sejenak, saya berusaha meredakan debar-debar jantungku. Mbak Lia kurang lebih gres 2 ahad bekerja sebagai atasanku sebagai Accounting Manager. Ia berasal dari sebuah perusahaan konsultan keuangan.Usianya kutaksir sekitar 22 hingga 25 tahun. Kami saling menatap. Ia merintih setiap kali lidahku menjilat clitnya. Dan paha itu semakin jelas. Mbak Lia menggelinjang dan kembali mengangkat pinggulnya. Aku sanggup melirik sebagian kulit paha yang berwarna gading. Dan paha itu semakin jelas.
