Aku memegang wajahnya dan membelainya. Bokep indo Tangan Pak Kusrin mengelus-elus punggungku sementara aku terus berbaring di atas badannya. Aku merelakan keperawananku untuk membayar utang Abah. Semula, Abah tidak mengalami kesulitan untuk membayar cicilan kreditnya karena hasil yang diperoleh Abah dari perkebunannya yang luas dan modern sangat berlimpah. Pak Kusrin menyapaku dan meminta aku untuk berhenti sebentar.“Wah baru selesai belanja rupanya …” kata Pak Kusrin.“Ya, Pak … Untuk makan siang dan makan malam Abah dan Mak nanti,” jawabku.“Sini kamu. Aku menyuruhnya berbaring di sofa dengan kedua kaki lurus di atas sofa. Setiap gesekan memberi kami sensasi yang luar biasa dan tidak terbayang nikmatnya. Namu, musim kemarau berkepanjangan tahun lalu telah menghancurkan semuanya. Semula aku menolak. Yeahhhhh …. Pak Kusrin masih agak kesulitan menembus lubang di selangkaganku. Ahhhh …” kataku. Aku malu sekali karena pantatku bisa dilihat oleh banyak orang sekarang. Aku membantu membimbing ujung kotol Pak Kusrin agar tepat sasaran. Di ruang makan, aku bertemu Mak.
