“Gue benciiii!”
Aku mendorongnya kembali ke tempat tidur, dan duduk diatas tubuhnya. Bokep indo Sungguh menakjubkan program foto-imaging yang baik, dan sedikit kerja dapat bikin. “Ya begitu om, enakan!”
Lagi-lagi ia menjilati penisku, dari dasar ke ujung. Saat kugerakkan tanganku di pahanya, kurasa salah satu tangannya menyentuh batang penisku. “Mmmmmm,” katanya, mendorong memeknya ke arahku. “Dengar,” kataku, “ini bukan urusanku, tapi …”
“Tapi, ini dia,” katanya sinis. “Aku ga ingin uang palsu sialan dari Om!” sambil melempar lembaran-2 itu ke arahku. “Dengar, kamu bisa minta tolong? Kabarku kaya taik, brengsek!”
“Aku tahu kamu marah padaku, dan aku ga nyalahin kamu.”
“Marah? “Aaaaahhhhh …”
Matanya setengah terbuka, dan dia berkonsentrasi pada perasaannya, ia perlahan bermasturbasi. Hujan menetes dengan ritme staccato di atap truk, lilin memberikan sinar lembut, berkedip-kedip cahayanya, dan aku sangat senang dengan suasana itu. “Aku ga akan melakukan itu lagi. “Aku mau keluar, kheluarrr, aku mau kheluar,” dia teriak sambil menggelengkan kepalanya ke kiri kanan, membuat rambutnya yang panjang terbang liar.