“Ooohh..”, jeritnya. Bokep jilbab Ia mendesah. Perlahan tapi pasti aku menggerakkan pantatku naik turun. Ditekannya kepalaku untuk lebih menyatu dgn selangkangnya. Hahaa.. Tidak kusangka, begitu mudah menjangkau tubuh seorang wanita Cina di sini. Kemaluanku kugosok-gosokan ke pantatnya yang putih mulus. Tentu! Sebentar lagi tubuh indah itu akan kugumuli lagi, bukan saja karena aku suka, tetapi itu juga kerinduannya. “Sudah beberapa jam, tapi katanya belum puas dia. Aku tahu ia mengalami orgasme saat itu. Aku akan keluar rumah, biar kalian leluasa ‘tempur’. Jadinya, komisi itu wajib hukumnya.” Ia tersenyum nakal. Ibu Mey tertawa. Hanya aku belum puas. Soalnya Ibu udah lama puasa nih. Tetapi jangan lupa, malam nanti giliranku.” Tangannya terjulur menangkap kemaluanku, diusap-usapnya sejenak dan lantas diremasnya. Di bibir kemaluannya aku berhenti sejenak sekedar mengungkit nafsunya. Ia pun menggeliat-geliat menyiapkan diri untuk persetubuhan gelombang kedua. Okay! Aku lebih dulu kembali ke kamar. Putingnya sudah sekeras lada menusuk-nusuk telapak tanganku. Agak hitam. “Pakai saja kamar tamu. Kuulurkan tanganku menjamah payudaranya, sementara tangannya terulur menangkap kemaluanku. Kujilat klitorisnya. Dari balik kaca jendela kamarku, kulihat sesosok wanita turun.
