Ia masih dingin tanpa ekspresi. Dia mau pulang dulu ngeliat orang tuanya sakit katanya sih begitu,” kata Iin.Setelah beberapa lama menyodoknya,“Terus dong Yg. Bokep indo Atau apalah? Aq terlambat setengah jam. Bodoh, bodoh, bodoh. Ayo. Badannya berbalik lalu melangkah. Aq masih ingat sepatunya tadi di angkot. Toh, si setengah baya itu pasti sudah lebih dulu tiba di salonnya. Wajahku merah padam. Ah.., selangkanganku disentuh lagi, diremas, lalu ia menjamah betisku, dan selesai.Ia berlalu ke ruangan sebelah setelah membereskan cream. Aq membayangkan dapat menjepitnya di sini. Ia tersenyum ramah. Aq kegelian menikmati tangannya yg menari di atas kulit punggung. Kalau saja, tdk keburu wanita yg menjaga telepon datang, ia sudah melumat Si Penis. Tapi ia dingin sekali. Atau apalah? Bahannya tipis, tapi baunya harum. Tapi tdk apa-apa toh tipuan ini membimbingku ke ‘alam’ lain.Dulu aq paling anti masuk salon. Toket itu dari jarak yg cukup dekat jelas membayang. Sial. Apakah perlu menhitung kancing.
