Air mataku mulai menetes karena aku tidak mampu melawan Candra, walau pun tubuhnya kurus, namun tindihannya kuat, aku tidak bisa bergerak.“Tolong jangan….”, aku memohon dengan terisak-isak. “Gue pengen lu layani gue, atau gue sebarin video ini…”, ancam Chandra.Sial pikirku, apa yang harus aku lakukan? Bokep indo “Tenang… Santai dulu… Duduk gih…”, katanya sambil menunjuk ke arah kasur. Besar sekali dengan dihiasi urat-urat besar di sekelilingnya.“Cantik banget lu kayak artis saja…”, puji Chandra sambil membelai rambutku. Aku akhirnya terlelap sebentar tak merasakan lagi sakitnya dinding vaginaku yang ditusuk penis besar Candra. ‘Saya di kamar nomor 14, cepetan’, cuma itu isi dari smsnya. “Hahaha, enak saja…”, jawabnya membuatku sangat-sangat marah, ingin sekali aku melempar laptopnya itu. Air mataku terus mengalir. Aku tidak berani, aku sempat berpikir harus pindah kost, namun ku pikir ulang mungkin Chandra akan mendapatkan alasan untuk mengirim videoku di dunia maya ke aeluruh jagat raya ini.Ku coba tenangkan diri dan tidur di sore itu. Sesekali ia mengecek hp nya agar tidak salah menyorot ke arah penisnya.Sungguh membosankan, aku harus menyepong penis seseorang yang tidak ku kenal, apajadinya jika Mas Wahyu tahu dengan keadaanku.
